Surabaya,Rakyat-Demokrasi.Org, Tradisi Larung Kali adalah salah satu budaya yang bisa dikatakan sebagai adat yang tidak bisa ditinggalkan atau dihilangkan oleh warga stren kali Surabaya.Meskipun dalam kondisi apapun seperti yang saat sekarang ini dimusim pandemi Covid-19.
Seperti yang dilaksanakan minggu lalu(20/12/20),di sekertariatan Paguyuban Warga Strenkali Surabaya(PWSS) Kali Jagir Surabaya,menggelar ritual Larung Kali dengan secara sederhana yang hanya diikuti oleh perwakilan anggotanya dengan tetap mengikuti Protokol kesehatan,"sengaja kami tidak mengundang rekan rekan yang diluar anggota,karena kita mengikuti aturan pemerintah yang tidak boleh membuat kerumunan massa,"ujar Warsito saat dikonfirmasi melalui nomor wa nya.
Masih Warsito dalam penyampaian melalui rekaman vidionya,dirinya memberikan masukkan kepada seluruh anggota yang hadir,"bagaimanapun,tradisi Larung kali ini tidak boleh dihilangkan,dan wajib diadakan,karena dalam acara ini,kita menabur benih ikan,karena ikan ikan ini adalah simbol dari penghuni kali,"ujar Warsito.
Seperti yang sudah menjadi tradisi,dibuatkan tumpeng yang tingginya bisa sampai 1meter,tumpeng tersebut sebelum dilarung,tumpeng tersebut ditaruh diatas papan yang seperti keranda,terus diangkat oleh 4orang,dan sebelum mendekati kali,ada semacam obrolan antara penjaga kali(yang biasanya sesepuh)sebagai simbol penjaga kali dengan pasukan yang membawa tumpeng,yang mana sebagai bentuk permisi untuk melarutkan tumpeng.
Saat sudah dipersilahkan,Tumpeng yang setinggi satu meter tersebut dilarungkan supaya bisa mengalir,dan setelah melarungkan tumpeng juga dilakukan penebaran bibit ikan di kali,supaya bisa hidup bebas dan membentuk ekosistem di kali tersebut.(Aq Garad)
