Religi, rakyatdemokrasi.org- Ada banyak kebaikan yang bisa kita lakukan selama hidup di dunia. Selain salat lima waktu, Allah SWT memerintahkan umat manusia agar dapat mengerjakan ibadah sunnah.
Salah satunya adalah salat dhuha yang dikerjakan setelah matahari terbit di pagi hari.
Meskipun begitu, agar tidak ada kesalahan dalam mengerjakan salat ini, kamu juga perlu mengetahui batasan waktu salat dhuha.
Berikut ini informasi mengenai batasan waktu salat dhuha yang perlu kamu pahami. Simak di bawah ini, ya!
1. Apa itu salat dhuha?
Salat dhuha dikenal sebagai salat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi atau waktu duha.
Waktu dhuha tepatnya ketika matahari sedang naik setinggi ombak atau naik sepenggalah. Salat dhuha dapat dikerjakan antara 2 rakaat atau 4 rakaat.
Perbedaan rakaat dalam salat dhuha tentu juga membedakan niat yang dilafalkan ketika mengerjakan salat ini.
Berapa rakaat salat dhuha yang biasanya kamu kerjakan, nih?
2. Tata cara salat dhuha
Sebelum mengerjakan salat dhuha, tentu kita harus tahu dengan jelas tata cara melakukannya.
Berikut ini adalah tata cara salat dhuha untuk 2 rakaat. Simak di bawah ini:
Membaca niat salat dhuha Mengucap takbiratul ihram Membaca surah Al-Fatihah.
Membaca surah Asy-Syams 91 atau Al-Kafirun 109 Melakukan rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti salat fardu.
Membaca surah Al-Fatihah Membaca surah Ad-Duha 93 atau Al-Ikhlas 112 Melakukan rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti salat fardu Duduk dan membaca tasyahud akhir Salam Membaca doa setelah salat dhuha Seperti salat lainnya, mengerjakan salat dhuha juga harus sesuai aturan.
Dari tata cara salat dhuha di atas, apakah salat dhuha yang kamu kerjakan sudah benar?
3. Batas waktu salat dhuha
Salat dhuha yang dikerjakan pada pagi hari memiliki waktu yang sudah ditetapkan.
Apabila mengerjakan salat dhuha di luar aturan, artinya waktu tersebut adalah waktu yang haram dalam mengerjakan salat ini.
Dhuha berarti waktu yang diawali dengan naiknya matahari sampai sebelum tergelincir.
Hal ini juga tertuang dalam penjelasan Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki sebagai berikut.
لِأَنَّ مِنْ طُلُوعِ الشَّمْسِ إلَى الزَّوَالِ لَهُ ثَلَاثَةُ أَسْمَاءٍ فَأَوَّلُهَا: ضَحْوَةٌ وَذَلِكَ عِنْدَ الشُّرُوقِ. وَثَانِيهَا: ضُحًى مَقْصُورٌ وَذَلِكَ إذَا ارْتَفَعَتْ الشَّمْسُ. وَثَالِثُهَا: ضَحَاءٌ بِالْمَدِّ وَذَلِكَ إلَى الزَّوَالِ. وَالْمُرَادُ بِالْوَقْتِ الَّذِي يُنْسَبُ إلَيْهِ الصَّلَاةُ ارْتِفَاعُ الشَّمْسِ وَهُوَ مَقْصُورٌ
Artinya: "Sungguh, waktu antara terbit matahari hingga tergelincir terbagi tiga. Pertama, waktu dhahwah. Waktu itu terjadi pada saat terbit. Kedua, waktu dhuha yang dibatasi dengan naiknya matahari. Ketiga, waktu dhaha. Waktu itu (dimulai dari habis waktu dhuha) hingga tergelincir matahari."
Berdasarkan penjelasan di atas, salat dhuha dapat dikerjakan mulai pukul 07.00 WIB.
Kemudian, sesuai aturannya, salat dhuha terbagi atas empat waktu yang dihitung seperempat waktu per 12 jam.
Seperempat pertama pada pukul 05.00-08.00, seperempat kedua pukul 09.00-11.00, seperempat ketiga pukul 12.00-14.00, dan seperempat keempat pukul 15.00-17.00.
Jika mengacu pada seperempat waktu kedua, maka waktu terbaik salat duha sekitar pukul 09.00-11.00 pagi.
Untuk batas waktu, salat dhuha bisa dilakukan sebelum masuk pukul 12.00 atau waktu zuhur tiba. Ini dikarenakan jika sudah memasuki waktu zuhur, itu artinya sudah memasuki waktu haram untuk melakukan salat ini.
Mengerjakan salat dhuha tidak boleh asal-asalan meskipun sudah ditetapkan setelah matahari terbit. Hal ini agar kita sadar bahwa setiap ibadah ada batasan waktunya.
Demikianlah informasi mengenai batas waktu salat dhuha. Semoga setelah ini kamu sudah tidak bingung lagi ya. (*)